metode pembelajaran ipa yang menarik
Adapunproses pelaksanan metode pembelajaran diskusi kelompok sebagai berikut, 1) Kegiatan Membuka Pelajaran. Yakni, melaksanakan apersepsi, yaitu menanyakan tentang materi pelajaran sebelumnya. Memotivasi belajar dengan mengemukakan kasus yang ada kaitannya dengan materi pelajaran yang akan diajarkan.
PrinsipPembelajaran Abad Ke-21. Hampson, Patton, dan Shanks, menyebutkan 10 prinsip utama pembelajaran abad ke 21. 1. Pembelajaran tidak secara kaku dibatasi oleh waktu yang dirancang dalam RPP. Apabila ternyata waktu yang diperlukan peserta didik menguasai kompetensi lebih lama, waktu bisa ditambah dan sebaliknya. 2.
sebagaipenguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Hal yang menjadi hambatan dalam pembelajaran IPA disebabkan kurang dikemasnya pembelajaran IPA dengan metode yang menarik dan menyenangkan.
1 Pengertian Metode Demonstrasi. Metode demonstrasi menurut beberapa ahli mempunyai pengertian sebagai berikut: Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertujukan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.
Metodepembelajaran daring Metode blended learning Tips Memilih Metode Pembelajaran yang Tepat agar Efektif dan Menyenangkan 1. Pahami materi yang ingin dijelaskan 2. Tentukan tujuan pembelajaran 3. Pahami karakteristik siswa 4. Pilih alternatif metode pembelajaran yang sesuai dengan materi dan karakteristik dominan 5.
Site De Rencontre Belge Pour Ado. Oleh Dra. DWI JARWANTI., Guru SMP N 13 Magelang Prestasi Belajar secara sederhana bisa dimaknai sebagai bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seorang siswa dengan tiga aspek di dalamnya, yaitu kognitif, affektif, dan psikomotor. Dimyati dan Mudjiono 2009 menyatakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Prestasi belajar adalah hal mutlak yang harus dicapai siswa pada semua mata pelajaran, termasuk Ilmu Pengetahuan Alam IPA. Banyak manfaat yang bisa diperoleh siswa jika mampu mempelajari dan memahami bidang IPA secara komprehensif. Adapun manfaat yang dimaksud antara lain menimbulkan rasa ingin tahu terhadap kondisi lingkungan alam; memberikan wawasan akan konsep alam yang berguna dalam kehidupan sehari-hari; ikut menjaga, merawat, mengelola, dan melestarikan alam; mempunyai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide mengenai lingkungan alam disekitar; konsep yang ada dalam IPA berguna untuk menjelaskan berbagai peristiwa-peristiwa alam dan menemukan cara untuk memecahkan permasalahan tersebut; menyadari pentingnya peran alam dalam kehidupan sehari-hari; memberikan pengetahuan untuk mengetahui perkembangan makhluk hidup dari zaman ke zaman; membantu manusia dalam pengembangan IPTEK. Manfaat tersebut di atas belum bisa dicapai secara optimal oleh siswa di sekolah, termasuk siswa di SMP N 13 Magelang. Hasil kajian dan analisis guru menunjukan bahwa nilai hasil belajar siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimal KKM yang telah ditetapkan. Persentase tingkat ketuntasan KKM hanya mencapai 32,25 persen. Minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran juga masih rendah. Siswa memiliki pandangan bahwa IPA merupakan mata pelajaran yang sulit dengan kuantitas materi yang sangat kompleks. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas, maka dibutuhkan satu metode pembelajaran yang mampu mengoptimalkan prestasi belajar IPA. Adapun metode pembelajaran tepat untuk dilaksanakan adalah metode eksperimen. Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar dimana siswa melakukan percobaan tentang suatu hal, mengamati dan mengalami prosesnya, membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajarinya, kemudian hasil pengamatan dan percobaan tersebut disampaikan ke kelas untuk dievaluasi bersama. Melalui metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk belajar sendiri, mengikuti proses, mengamati objek, menganalisis, menarik pembuktian, dan mengambil kesimpulan sendiri dari proses yang dilakukan. Tujuan metode eksperimen adalah untuk melatih siswa agar mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Melalui pembelajaran eksperimen, siswa dapat terlatih dengan cara berpikir ilmiah scientific thinking. Metode eksperimen memberikan pengalaman kepada siswa untuk menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yang sedang dipelajarinya. Djamarah 2006 menegaskan bahwa metode eksperimen memiliki beberapa kelebihan antara lain sebagai berikut melatih disiplin diri siswa melalui eksperimen yang dilakukannya terutama kaitannya dengan keterlibatan, ketelitian, ketekunan dalam melakukan eksperimen; kesimpulan eksperimen lebih lama tersimpan dalam ingatan siswa melalui eksperimen yang dilakukannya sendiri secara langsung; siswa akan lebih memahami hakikat dari ilmu pengetahuan dan hakikat kebenaran secara langsung; mengembangkan sikap terbuka bagi siswa; dan metode ini melibatkan aktivitas dan kreatifitas siswa secara langsung dalam pengajaran sehingga mereka akan terhindar dari verbalisme. Berdasarkan paparan tersebut diatas, maka untuk meningkatkan dan/atau mengoptimalkan prestasi belajar IPA maka guru akan melaksanakan sebuah kegiatan ilmiah yakni mengimplementasikan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya permasalahan yang muncul pada siswa yang disebabkan oleh proses pembelajaran masih menggunakan metode ceramah, sehingga menyebabkan proses pembelajaran terkesan monoton dan menimbulkan rasa jenuh dan bosan pada diri siswa serta tidak ada pengalaman belajar yang bermakna, sehingga hasil belajar siswa yang kurang baik. Maka perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan metode eksperimen agar proses pembelajaran lebih bermakna dan meningkatkan hasil belajar siswa. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen dan peningkatan hasil belajar siswa setelah menggunakan metode eksperimen. Dalam Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan desain penelitian Kemmis & Tagart. Hasil penelitian menunjukan metode eksperimen sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dari hasil belajar mengalami peningkatan dan mengalami ketuntasan belajar sebesar 100%.Kata Kunci Metode eksperimen, Hasil Belajar Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 4 Edisi Juli 2018p-ISSN 2442-7470e-ISSN 2579-44421PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODEEKSPERIMEN PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASARMahpudinmahpudin893 MajalengkaABSTRAKPenelitian ini dilatar belakangi oleh adanya permasalahan yang muncul padasiswa yang disebabkan oleh proses pembelajaran masih menggunakan metodeceramah, sehingga menyebabkan proses pembelajaran terkesan monoton danmenimbulkan rasa jenuh dan bosan pada diri siswa serta tidak ada pengalamanbelajar yang bermakna, sehingga hasil belajar siswa yang kurang baik. Maka perludilakukan penelitian dengan menggunakan metode eksperimen agar prosespembelajaran lebih bermakna dan meningkatkan hasil belajar siswa. Tujuan yangingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pembelajarandengan menggunakan metode eksperimen dan peningkatan hasil belajar siswasetelah menggunakan metode eksperimen. Dalam Penelitian ini menggunakanmetode penelitian tindakan kelas dengan desain penelitian Kemmis & penelitian menunjukan metode eksperimen sangat efektif dalammeningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dari hasil belajar mengalamipeningkatan dan mengalami ketuntasan belajar sebesar 100%.Kata Kunci Metode eksperimen, Hasil Belajar Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 4 Edisi Juli 2018p-ISSN 2442-7470e-ISSN 2579-44422Latar belakangManusia merupakan makhluk hidupyang diciptakan Tuhan dalam keadaanyang sangat sempurna, manusia berbedadengan hewan ataupun makhluk hidup lainyang bukan manusia. Ciri yang mendasaryang menjadikan manusia sebagai makhlukhidup ciptaan Tuhan yang paling sempurnaadalah kemampuan berpikir. Kemampuanberpikir manusia harus terus menerusdipupuk dan diberdayakan denngan adalah usaha sadar danterencana untuk mewujudkan suasanabelajar dan proses pembelajaran agar siswasecara aktif mengembangkan potensidirinya untuk memiliki kekuatan spiritualkeagamaan, pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan, akhlak mulia, sertaketerampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat, bangsa dan negara UU RI tahun 2003 tentang sistem pendidikannasional. Oleh karenanya pendidikandapat diartikan sebagai suatu proses yangdilakukan secara sadar oleh individu untuksuatu perubahan dari tidak tahu menjaditahu, dari tidak memiliki sikap menjadibersikap benar, dari tidak terampil menjaditerampil melakukan dalam mencapai tujuanpendidikan adalah dengan jalanmengoptimalkan kegiatan belajar. Belajarmerupakan perubahan dalam tingkah lakusebagai akibat dari interaksi antarastimulus dan respon Teori Behavioristik.Dapat diartikan bahwa belajar adalahperubahan yang dialami siswa dalam halkemampuannya untuk bertingkah lakudengan cara yang baru sebagai hasilinteraksi antara stimulus dan bukan hanya menghafal,mengingat pelajaran yang di berikan gurudi dalam kelas, akan tetapi terdapatperubahan perilaku siswa, maka perubahanitu terjadi pada segi kognitif kemampuanberpikir. Pengalaman belajar dapatmerubah pola pikir yang lebih maju,perubahan afektif sikap terhadap matapelajaran yang di berikan dan perubahanpsikomotor keterampilan. Materipelajaran yang diberikan kepada siswamampu untuk memahami, menghayati danmengamalkan dalam kehidupan sehari-harisebagai akibat dari siswa mengikutikegiatan belajar mengajar disekolah. Jadiketiga aspek yang berubah pada diri siswaitu baik kognitif, afektif, dan psikomotormerupakan akibat dari siswa pembelajaran di kelas harusmenarik dan dilakukan dengan sadar dandisengaja serta nyaman baik yangdirasakan oleh guru ataupun oleh pesertadidik agar siswa memperoleh pengalamanbelajar dan hasil yang maksimal. Hal inisesuai dengan PP No. 19 Tahun 2005 BabIV Pasal 19 Ayat 1 Purnomodan Abdi2012160 menyatakanProses pembelajaran pada satuanpendidikan diselenggarakan secarainteraktif, inspiratif, menyenangkan,menantang, memotivasi peserta didikuntuk berpartisipasi aktif sertamemberikan ruang yang cukup bagiprakarsa, keaktifitas dan kemandiriansesuai dengan bakat, minat danperkembangan fisik serta psiklogipeserta pembelajaran harus dapatmengkondisikan siswa secara positif danmampu merangkul semua siswa bukanhanya pada siswa yang pintar saja tapiharus memperhatikan siswa yangmempunyai kesulitan belajar juga,sehingga tercipta suasana pembelajaranyang menyenangkan karena tidak ada lagisiswa yang merasa dianak yang menarik bukanlahsekedar menyenangkan tanpa ada tujuanpembelajaran tetapi ada sesuatu yang harusdi capai dalam proses Pengetahuan Alam IPA adalahpengetahuan yang rasional dan obyektiftentang alam semesta dengan merupakan ilmu yangmempelajari peristiwa-peristiwa yangterjadi di perlu diajarkan di Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 4 Edisi Juli 2018p-ISSN 2442-7470e-ISSN 2579-44423tingkat pendidikan Sekolah Dasar SDkarena termasuk dalam kurikulum suatusekolah. Ada beberapa alasan mengapaIPA diajarkan di SD yaitu 1 sangatbermanfaat bagisuatu bangsa, sebab IPAmerupakan dasar teknologi sebagai tulangpunggung pembangunan dan pengetahuan,2 suatu mata pelajaran yang memberikankonsep berpikir kritis, 3 IPA bukanpelajaran hafalan, melainkan pelajaranketerampilan secara menyeluruh baik fisikmaupun psikis dan 4 IPA memiliki nilai-nilai dan potensi pendidikan yang dapatmembentuk kepribadian kenyataannya, setiap individumempunyai pandangan yang berbedatentang mata pelajaran IPA. Banyak yangmemandang IPA sebagai mata pelajaranyang menyenangkan dan ada juga yangmemandang IPA sebagai mata pelajaranyang membosankan karena terlalu banyakmateri dan teori yang harus di yang diperoleh dalam studipendahuluan untuk mengetahui keadaanawal siswa di SD menunjukan bahwa hasilbelajar siswa pada mata pelajaran IPAmateri daur air masih tergolong nilai tes siswa yaitu 57,24 dengantingkat keberhasilan siswa yang menguasaimateri ajar sebanyak 27,58%. Sebagianbesar siswa beranggapan bahwa matapelajaran IPA merupakan matapelajaranyang cukup menguras pikiran karenacakupan materi yang harus mereka catatdan hafalkan. Hal ini yang menjadi faktorsiswa kurang menyenangi di atasperlu segera mendapatkan penangananyang serius. Salah satu penanganan yangbisa dilakukan adalah dengan perbaikanmetode mengajar yang digunakan olehguru dalam kegiatan pembelajaran di A. Magnesen Suyanto danDjihad201260 menyatakan bahwa “kitabelajar 10% dari apa yang kita baca, 20%dari apa yang kita dengar, 30% dari apayang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihatdan dengar, 70% dari apa yang kitakatakan dan 90% dari apa yang kitakatakan dan kita lakukan”. Oleh sebab itu,metode pembelajaran dan pengalamanbelajar siswa menjadi penting dalam prosesbelajar siswa untuk meningkatkan hasilbelajar dengan karakteristikpembelajaran IPA dan gambaran terhadappermasalahan yang ditemukan,makametode eksperimen dianggap metodeyang tepat digunakan dalam kegiatanpembelajaran IPA di kelas. Penerapanmetode eksperimen dalam pembelajarandiharapkan mampu menjadikan prosespembelajaran lebih hidup dan berjalan duaarah yakni dari guru ke siswa dansebaliknya sehingga proses pembelajaranlebih menyenangkan dan menciptakanpengalaman belajar siswa dan akhirnyadapat meningkat kan hasil belajar latar belakang di atas, makadilakukan penelitian dengan judul“Peningkatan Hasil Belajar Siswa MelaluiMetode Eksperimen Pada Mata PelajaranIPA di Kelas V SD”Pembelajaran IPA di SDRustaman, dkk 2011 menyatakan“hakikat sains adalah produk, proses danpenerapannya teknologi, termasuk sikapdan nilai yang terdapat di dalamnya”. IlmuPengetahuan alam IPA atau sains adalahbidang ilmu pengetahuan yang didalamnyaterdiri dari fakta, konsep, prinsip, hukumdan teori yang dapat dicapai melalui prosespembelajaran. Dalam pembelajaran IPAtidak cukup dengan siswa menguasai sainsdengan menghapal konsep, prisip teori danlain-lain, tapi dalam pembelajaran IPAharus memberikan kesempatan kepadasiswa untuk berbuat, berpikir dan bertindakseperti ilmuwan. Dengan demikianpembelajaran IPA adalah memberikankesempatan dan bekal kepada siswa untukmemproses IPA dan menerapkan dalamkehidupan sehari-hari melalui cara-cara Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 4 Edisi Juli 2018p-ISSN 2442-7470e-ISSN 2579-44424yang benar dan mengikuti etika keilmuwandan etika yang berlaku dimasyarakat agartidak berdampak buruk pembelajaran IPA menekankanpada pemberian pengalaman langsunguntuk mengembangkan kompetensi agarmenjelajahi dan memahami alam sekitarsecara ilmiah, hal ini dilakukan sebagaicara berpikir siswa untuk memperolehpemahaman tentang alam dan sifat-sifatnya, cara menyelidiki bagaimanafenomena-fenomena alam dapat dijelaskansebagai batang tubuh pengetahuan yangdihasilkan dari keingintahuan dituntut untuk aktif dan kreatifdalam proses pembelajaran IPA, hal inidilakukan agar siswa mempunyaiketerampilan untuk menyelidiki ataumengamati hal-hal yang terjadi dilingkungan atau alam sekitarbahkan bisamemperagakan atau menggunakan objektertentu sehingga siswa dapat menjawabrasa ingin tahu IPA diarahkan untukmenemukan dan berbuat sehingga dapatmembantu siswa untuk memperolehpemahaman yang lebih mendalam tentangalam sekitar. Cahyo 2013213menyatakan “Pendidikan IPA diharapkanmenjadi wahana bagi peserta didik untukmempelajari diri sendiri dan alam sekitar,serta prospek pengembangan lebih lanjutdalam penerapnya di dalam kehidupansehari-hari”. Hal ini sejalan dengan tujuanpembelajaran IPA di SD/MI yang tertuangdalam Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan KTSP 2006 Sapriati, dkk2009 yaitu1 Memperoleh keyakinan terhadapkebesaran Tuhan Yang Maha Esaberdasarkan keberadaan, keindahandan keteraturan alam Mengembangkan pengetahuan danpemahaman konsep-konsep IPA yangbermanfaat dan dapat diterapkandalam kehidupan Mengembangkan rasa ingin tahu, sikappositif dan kesadaran tentang adanyahubungan yang saling mempengaruhiantara IPA, lingkungan, teknologi Mengembangkan keterampilan prosesuntuk menyelidiki alam sekitar,memecahkan masalah dan BelajarSuyanto dan Djihad 2013235menyatakan hasil belajar adalahkemampuan dan pengalaman belajar yangdi miliki siswa setelah melakukan aktivitasbelajar yang mencakup tiga aspek yaituaspek kognitif, afektif dan psikomotor. Halini sesuai dengan Bloom Sutikno201379membagi hasil belajar menjadi tigakawasan yaitua. KognitifKawasan kognitif berkenaan denganingatan atau pengetahuan dan kemampuanintelektual serta keterampilan-keterampilanyang dimiliki pembelajar setelahmelakukan proses pembelajaran. Kawasankogitif dibagi atas enam macamkemampuan intelekual mengenailingkungan yang disusun secara hirarkisdari yang paling sederhana sampai kepadayang paling kompleks, yaituPengertahuan,Pemahaman, Penerapan,Analisis, Sintesis, dan Penilaianb. AfektifKawasan afektif menggambarkansikap-sikap dan nilai. Dengan kata lainkawasan afektif adalah sikap peserta didikyang menunjuk kearah pertumbuhan secarabatiniah dan hanya akan terjadi apabilapeserta didik menerima dengan sadar sikapdan nilai yang diterimanya, kemudianmengambil sikap sehingga menjadi bagiandari dirinya dalam membentuk nilai danmenentukan tingkah laku dirinya PsikomotorKawasana psikomotor adalahkemampuan-kemampuan menggiatkan danmengkoordinasikan gerak. kawasan Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 4 Edisi Juli 2018p-ISSN 2442-7470e-ISSN 2579-44425psiomotor memiliki kaitan yang eratdengan kemampuan dalam melakukankegiatan-kegiatan yang bersifat fisik dalamberbagai mata pelajaran. Adapun hierarkikemampuan dalam kawasan psikomotoradalah Imitasi, manipulasi, presisi, EksperimenIru dan Arihi 201232 menyatakan“metode eksperimen adalah metodemengajar yang dalam penyajian ataupembahasan materinya melalui percobaanatau mencobakan sesuatu serta mengamatisecara proses”. Sedangakan Suyanto danDjihad2012146 menyatakan metodeeksperimen adalah suatu metode yangbiasa digunakan di suatu pelajaran sainsdan dalam metode eksperimen adapercobaan yang dilakukan secara langsungoleh siswa untuk menyelidiki ataumenemukan konsep-konsep sains spesifikdan prinsip-prinsip untuk dilakukan bertujuan untukmencoba mengerjakan sesuatu sertamengamati proses dan hasil suatupercobaan, selain itu eksperimen bertujuanuntuk memperkuat pelajaran konsep-konsep yang sebelumnya yang telahdipelajari dari buku eksperimen dapat dilaksanakan didalam kelas maupun tempat khusus yangmemang diperuntukkan untuk melakukaneksperimen misalnya ruang laboratoriumdan proses pembelajaran dengan metodeeksperimen dapat dilakukan secaraberkelompok yaitu siswa dibagi kedalambeberapa kelompok atau dapat jugadilakukan secara eksperimen mengajarkansiswa untuk meneliti dan membuatkesimpulan dari hasil percobaan yangdilakukan seperti para ilmuwan menelitigejala tertentu dan berusaha untukmendapatkan hasil-hasil yang eksperimen selesai siswamembandingkan hasil eksperimennyadengan hasil eksperimen siwa lain danmendiskusikannya apabila terdapatkekeliruan atau perbedaan dari hasilekperimen yang dilakukan. Hal inibertujuan untuk mengetahui letakkesalahan dari eksperimen yang dan Arihil 201233 menyatakanprosedur metode eksperimen dapatdilakukan sebagai berikuta Mempersiapkan alat bantualateksperimen.Guru harus menentukan danmempersiapkan semua alat peragayang akan dibutuhkan ketika prosesekaperimen serta bagaimana alatperaga itu diperoleh apakah denganmelibatkan siswa atau Petunjuk dan informasi tentang tugas-tugas yang harus dilaksanakan harus mempersiapkan lembarkerja siswa LKS yang disusun secararinci dan jelas tentang aturan dan tugasyang harus dilakukan pada saat proseseksperimen Pelaksanaan eksperimen denganmenggunakan lembaran kerja ataupedoman eksperimen yang disusunsecara sistematis sehingga siswa dalampelaksanaannya tidak banyakmendapat kesulitan dan Penguatan perolehan temuan-temuaneksperimen dilakukan dengan diskusi,tanya jawab dan/atau eksperimen saja tidak cukupdalam proses pembelajaran. Olehsebab itu, kegiatan eksperimen harusdiikuti dengan kegiatan yang lainseperti tanya jawab, tugas atau diskusiuntuk mendapatkan penguatan ataukesimpulan hasil KesimpulanPembuatan kesimpulan perludilakukan agar siswa mendapatjawaban yang sesungguhnya dan tidaksalah dalam memahami konsep yangsebenarnya. Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 4 Edisi Juli 2018p-ISSN 2442-7470e-ISSN 2579-44426Metode PenelitianMetode penelitian yang digunakandalam penelitian ini adalah penelitiantindakan kelas PTK. Penelitian tindakankelas merupakan salah satu upaya gurudalam bentuk berbagai kegiatan yangdilakukan untuk memperbaiki dan ataumeningkatkan mutu pembelajaran di dkk. 200614 mengemukakanbahwa “Penelitian tindakan kelas adalahpenelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya melalui refleksi diri,dengan tujuan memperbaiki kinerja sebagaiguru sehingga hasil belajar siswameningkat. Desain penelitian tindakankelas yang digunakan mengacu kepadadesain Kemmis dan Mc. Taggart, yaitumodel siklus yang dilakukan secaraberulang dan berkelanjutan yang meliputitahap perencanaan plan, pelaksanaanact, observasi observe, dan refleksireflect.Berikut merupakan alur PTK desainKemmis dan Mc. Alur PTK Desain Kemmis & Mc. Taggart1. PerencanaanPada tahap perencanaaninipeneliti menyusun RencanaPelaksanaan Pembelajaran RPP,dengan melihat kurikulum yangdigunakan, menganalisis materi yangnanti akan diberikan, kemudianmenentukan Kompetensi Dasar KDyang akan di ajarkan, menyiapkansumber belajar berupa buku paketmata pelajaran IPA. Menentukanmodel pembelajaran, menyusuninstrumen penilaian. Hal ini dilakukanagar pada saat pelaksanaanpembelajaran sesuai dengan tujuanpembelajaran yang hendak dicapai. Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 4 Edisi Juli 2018p-ISSN 2442-7470e-ISSN 2579-444272. PelaksanaanPada tahap ini, pelaksanaanpembelajaran yang dilakukan sesuaidengan perencanaan yang telah dibuatbaik mengenai penggunaan metodepembelajaran, penggunaan mediapembelajaran, dan perangkatpembelajaran ObservasiPada kegiatan observasi penelitimengamati siswa yang sedangmelakukan pembelajaran denganmetode eksperimen. Mengamatikeaktifan siswa, kerja sama siswa,kekompakan. Observasi ini jugamengamati bahwa pembelajaran harussesuai dengan apa yang telahdirencanakan, sehingga penelitimengetahui apakah ada kendala RefleksiPada tahapan ini penelitimelakukan evaluasi denganmemberikan instrumen penilaianberupa tes lisan maupun tertulis. Tesini dimaksudkan untuk mengetahuisejauh mana ketercapaian hasil belajarsiswa dengan metode PenelitianSebelum menggunakan metodeeksperimen, hasil belajar siswa pada matapelajaran IPA belum mencapai tingkatyang dikatakan berhasil atau optimal. halini bisa terlihat dari nilai rata-rata prasiklus siswa yang masih rendah yaitu46,25. Setelah diterapkan pembelajarandengan menggunakan metode eksperimen,hasil tes pada setiap siklus mengalamipeningkatan. Hal ini terlihat dari rata-ratahasil belajar siswa pada siklus I sebesar61,25. meningkat menjadi 67,25 di siklusII, dan menjadi 75 pada siklus lebih mudah dipahami, berikutdisajikan peningkatan hasil belajar siswapra siklus, siklus I, siklus II, dan siklus IIIdalam bentuk diagram pada Gambar 2berikutDiagram Peningkatan Hasil Belajar SiswaBerdasarkan hasil observasi yangdilakukan pada saat proses respon yang cukup baik darisiswa, siswa menjadi lebih antusias dalammengikuti pembelajaran. terlebih lagimetode eksperimen dapat membawa siswamendapatkan pengalaman langsung dalammembuktikan materi ajar dalam matapelajaran IPA sehingga siswa lebih mudahdalam memahami materi dan SaranKesimpulanBerdasarkan hasil penelitian yang telahdilaksanakan, diperoleh kesimpulansebagai berikut1. Sebelum menggunakan metodeeksperimen dalam pembelajaran IPA,skor rata-rata hasil belajar siswamasih rendah. Hal ini terlihat darikondisi awal hasil belajar siswa padapra siklus rata-rata skor hasil belajarhanya sebesar 46,25. Nilai tersebutmasih dibawah Proses pembelajaran denganmenggunakan metode eksperimencukup baik. Selama pembelajaranberlangsung siswa antusias untukmengikuti pelajaran dengan baik,motivasi mereka meningkat karenamereka lebih dapat memaknai materiajar yang Setelah menggunakan metodeeksperimen, jika dilihat dari hasilbelajar siswa rata-rata skor hasil Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 4 Edisi Juli 2018p-ISSN 2442-7470e-ISSN 2579-44428belajar siswa mengalami peningkatanpada setiap siklusnya. Dari pra siklusdengan rata-rata hasil belajar siswasebesar 46,25, siklus I rata-rata hasilbelajar siswa 61,25 meningkat disiklus II menjadi 67,25 lalumengalami peningkatan lagi di siklusIII menjadi 75. Hal ini menunjukkanbahwa penggunaan metodeeksperimen epektif dalammeningkatkan hasil belajar hasil penelitian yangtelah dilakukan, membuktikan bahwamedia audio visual efektif dalammeningkatkan hasil belajar siswa. Saranyang dapat peneliti sampaikan adalahGuru diharapkan dapat melakukaterobosan-terobosan baru yang dapatmenggugah minat belajar siswa sepertidalam penggunaan media pembelajaransehingga dapat menghasilkan kualitaspembelajaran yang yang dilakukan terbataspada penggunaan metode eksperimen padakelas V Sekolah Dasar, mata pelajaranIPA. Untuk itu perlu dilakukan penelitianyang menjadi tindak lanjut dari penelitianini, yaitu penggunaan metode eksperimenpada tingkatan usia yang berbeda dan padamateri ajar yang PustakaCahyo, 2013 Panduan AplikasiTeori-teori Belajar DIVA 2003Sistem PendidikanNasionalNo. 23 Tahun I dan Arihi, 2012. AnalisisPenerapan Pendekatan, Metode,Startegi dan S. 2009. Teori dan PraktikPenelitian Tindakan Kelas. BandungAlfabetaPurnomo, H dan Abdi, dan Punishment PerspektifPendidikan Islam. Cetakan N. dkk 2011 Materi danPembelajaran IPA SD. Edisi Universitas A. Dkk 2009Pembelajaran IPAdi UniversitasTerbuka. Departemen 2013 Belajar danPembeljaran Upaya Kreatif dalamMewujudkan Pembelajaran yangberhasil. Lombok dan Djihad, A. 2012BagaimanaMenjadi Calon Guru dan GuruProfesional. Cetakan Multi dkk 2011 Pembelajaran PKndi SD. Cetakan ke-2. Yogyakarta W., dkk. 2006. PenelitianTindakan Kelas. Jakarta UniversitasTerbuk ... Hasil belajar adalah suatu pernyataan berupa perilaku dan performa yang ditunjukkan dalam kegiatan menulis yang bertujuan untuk mengembangkan hasil yang diharapkan oleh guru pada siswanya Pulungan, 2015. Susanto 2013 Dalam eksperimen siswa diajarkan meneliti dan menyimpulkan hasil percobaan yang dilakukannya sehingga mendapatkan hasil yang diperlukan Mahpudin, 2018. ...... Metode eskperimen dilakukan agar kemampuan berpikir, sikap ilmiah, dan keterampilan proses siswa dapat berkembang Kumala, 2016. Dalam kegiatan eksperimen siswa diajarkan meneliti dan menyimpulkan hasil percobaan yang dilakukannya sehingga mendapatkan hasil yang dibutuhkan Mahpudin, 2018 ...Faiz Hasbullah HassanVenita YusupAlpin Herman Saputra Ardo OkilandaTujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Islam Sinar Cendekia, Serpong, Tangerang Selatan Semester I Tahun Ajaran 2022/2023 pada materi perubahan wujud benda dengan menggunakan metode eksperimen. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas PTK yang terdiri dari 3 siklus, yakni pra siklus, siklus 1, dan siklus 2. Subjek yang terlibat dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Islam Sinar Cendekia yang berjumlah 22 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan menggunakan prosedur tes dengan instrumen tes hasil belajar berupa soal pilihan ganda untuk mengukur keberhasilan belajar siswa dan instrumen observasi berupa lembar observasi untuk mengetahui kinerja siswa dalam pembelajaran. Pada pra siklus, siswa memperoleh nilai rata-rata 69,77 pada tes akhir belajarnya, pada siklus 1 siswa memperoleh nilai rata-rata 78,27, dan pada siklus 2 nilai rata-rata siswa adalah 87,86. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya penguasaan belajar siswa dalam kegiatan belajar pada siklus 1 dan siklus 2 yaitu dari 72,72% meningkat sebesar 90,90%. Penulis dapat menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil penelitian, hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Islam Sinar Cendekia dapat ditingkatkan dengan menerapkan metode eksperimen.... Hal lainnya yang diungkapkan oleh mahasiswa bahwa praktikum dapat membantu meningkatkan nilai hasil belajar mahasiswa, terutama dalam mengerjakan soal test biologi karena mahasiswa dapat mengingat kembali materi yang telah dipelajari dengan cepat. Hal ini serupa dengan penelitian Mahpudin 2018, bahwa sebelum menggunakan metode eksperimen/praktikum, hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA belum mencapai tingkat yang dikatakan berhasil atau optimal. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata siswa yang masih rendah. ...Fatmawati FatmawatiThis study aimed to analyze the relationship between practicum and student learning outcomes in the pre-pandemic and during the Covid-19 pandemic. The research method applied is descriptive quantitative research which is supported by data collection techniques in the form of interviews, observations, and documentation. The research subjects are students of Biology Education, University of Borneo Tarakan. The results of data analysis showed that most of the practicums were carried out in the pre-covid-19 pandemic but only a few practicums were carried out during the pandemic with different practicum forms. This indicates the occurrence of learning loss in learning that practices science. Practicum is closely related to student learning outcomes. The relationship tends to be linear where student learning outcomes can increase in line with the quantity and quality of the practicum. Keywords Learning Outcomes, Learning Loss, Practicum... Faktor internal, yaitu kondisi dalam proses belajar yang berasal dari dalam diri sendiri, sehingga terjadi perubahan tingkah laku yaitu kecerdasan, bakat aptitude, keterampilan kecakapan, minat, motivasi, kondisi fisik, dan mental, sedangkan faktor eksternal adalah kondisi di luar individu peserta didik yang mempengaruhi belajarnya lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat. Mahpudin 2018 menyatakan bahwa proses pembelajaran di kelas harus menarik dan dilakukan dengan sadar dan disengaja serta nyaman baik yang dirasakan oleh guru ataupun oleh peserta didik agar peserta didik memperoleh pengalaman belajar dan hasil yang maksimal. Berdasarkan pernyataan diatas agar proses pembelajaran di kelas menjadi lebih menarik dan peserta didik mendapatkan hasil belajar yang baik maka salah satu menggunakan model pembelajaran. ...Maya TrigustiniLukman Hakim Arief KuswidyanarkoTujuan dalam penelitian 1 Mengetahui perbedaan hasil belajar sebelum dan sesudah diterapkan model pembelajaran kolaboratif berbantuan peta pikiran, 2 Mengetahui sikap siswa terhadap model pembelajaran kolaboratif berbantuan peta pikiran. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen. Populasi dan sampel dalam penelitian ini seluruh siswa kelas V di SD Negeri 170 Palembang berjumlah 20 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan tes, angket, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial dengan uji hipotesis menggunakan uji Mann-Whitney U Test. Hasil penelitian menunjukkan 1 Ada perbedaan signifikan hasil belajar sebelum dan sesudah diterapkan model pembelajaran kolaboratif berbantuan peta pikiran dengan uji Mann-Whitney U Test dengan nilai Asymp. Sig. 2-tailed atau p value sebesar 0,000 T-table = then H0 is rejected. The results of the analysis prove that there are significant differences between the groups of students who are taught with the Tri Hita Karana oriented Problem Based Learning model with groups of students who are taught with conventional learning models. From the results of the t-test analysis and the average learning outcomes it can be concluded that The Tri Hita Karana oriented Problem Based Learning model has a positive effect on the Natural Science learning outcomes of Class V students. Therefore, the Tri Hita Karana oriented Problem Based Learning model is suitabel for dealing with low Natural Science learning outcomeEdi SunjayaPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa setelah Model Problem Based Istruction. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas PTK yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa IV SDN 2 Jemaras, Cirebon yang berjumlah 23 orang. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi dan tes hasil belajar. Data dianalisis dengan menentukan persentase ketuntasan belajar dan rata-rata hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa dan rata-rata hasil belajar IPA. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan Model Problem Based Istruction. dapat meningkatkan hasil belajar siswa IV SDN 2 Jemaras, Cirebon pada mata pelajaran Ayu KarimizzahSuhartono SuhartonoRatna Hidayahp> Abstract The challenge in this disruptive era is greater than the previous one, because digitalization and artificial intelligence are growing exponentially. Humans need social skills to sustain existence. A process for acquiring social skills is called socializing. Nowadays, socializing is happening frequently in the virtual world using artificial intelligence. The study aimed to describe the student’s social skills to others and the strategy applied by the teachers and parents in fostering social skills. It was qualitative narrative approach. Data collection techniques were observation, interview, and questionnaires. The subjects were 22 students, parents, and class teacher of third grade of SDN 2 Kebumen. The results of this study indicate the quality of students behavior toward others that of helping, communicating and greeting to others, working in a team, and being empathy. Also, the teacher and the parents met the accomplishment of the strategies of giving instruction, training, and assessment. Keywords social skill, qualitative description t table = means that there is a significant difference in learning achievement between students who take online science learning assisted by virtual laboratories and students who take regular online science lessons. Based on the N-Gain test, it is known that the experimental group has an improvement with moderate criteria which is better than the control group with low improvement criteria nature of science has not been taught as a teaching material at school in Indonesia. This study aims to reveal the understanding of teachers and primary students about the nature of science. This study was a survey research with descriptive approach. Data were collected through closed questionnaires for teachers and students. Teachers and primary students as research subjects were located in Kuningan District. Purposive sampling was used as a sample. The results showed that both teachers and students have an understanding of the nature of science in the range of Intermediate categories. Because of the importance of understanding about the nature of science in science subjects, it is expected that further research to develop materials and learning models based on the nature of science in primary article draws out the implications for school and classroom practices of an emerging consensus about the science of learning and development, outlined in a recent synthesis of the research. Situating the review in a developmental systems framework, we synthesize evidence from the learning sciences and several branches of educational research regarding well-vetted strategies that support the kinds of relationships and learning opportunities needed to promote children’s well-being, healthy development, and transferable learning. In addition, we review research regarding practices that can help educators respond to individual variability, address adversity, and support resilience, such that schools can enable all children to find positive pathways to Usman AliThis study aimed to describe 1 the teachers understanding on the nature of science, 2 the application of the nature of science in teaching science, 3 the barriers ocoured during its implementation and 4 the solutions which was done to solve the learning problems. Designed as qualitative research, this closed to case study approach. This study in teaching learning process at the junior high school in SMP Negeri 1 Selong, SMP Negeri 1 Terara, and SMP Negeri 1 Masbagik. The data were collected trought observation, interview, questionnaires, and documentations. Triangulation is used to assess the credibility, truth, relevancy of the data and was done using Miles and Huberman intractive model of data analysis. The findings of the study showed 1 the teachers have low understanding about nature of science, 2 the teachers was seldom in applying the nature of science in learning process 25,0%, 3 the barriers found by the teachers was inapropriate of the subject materials with time managements, aspects of cognition oriented, students’ mental readiness and the teachers is not understanding of the nature of science, and 4 the teachers dominantly used discussion and speech methods than used inquiry methode in teaching learning objectives of this research are 1 to examine the feasibility of competences and conservation-based textbook of Biology teaching management, 2 to test the effectiveness of the developed textbooks in the small and large-scale test. This study is an Educational Research and Development R & D following the stages of potential and problems analysis, data collection, product design, product validation, trial usage, product revision, and mass production. The results of the feasibility assessment of the product by the expert, the textbook have content the very feasible criteria 77,88, and media experts gave very feasible criteria 83,35. In the small-scale test, the students responded that the book had met the criteria of excellent legibility, on 14 indicators of product legibility with an average legibility value of 90,07. The textbook legibility is excellent since the sentence is understandable and communicative, has illustration adequacy, easy to use, relevant to the competences achievement, as well as there is the integration of conservation character values and TPACK description. The large-scale test showed that the application of the developed textbook was effective in maximizing the ability of prospective teachers’ PCK. It is found that competences and conservation-based Biology Teaching Management textbook are very feasible and powerful to maximize the PCK of prospective biology integrated approach refers to the stages of pupils' psychological development. Unfortunately, the competences which are designed into the curriculum is not appropriate with the child development. This Manuscript presents PCK pedagogical content knowledge of teachers who teach science content utilizing an integrated approach. The data has been collected by using CoRe, PaP-eR, and interviews from six elementary teachers who teach science. The paper informs that high and stable teacher PCKs have an impact on how teachers present integrated teaching. Because it is influenced by the selection of important content that must be submitted to the students, the depth of the content, the reasons for choosing the teaching procedures and some other things. So for teachers to be able to integrate teaching, they should have a balanced ke-21 merupakan abad pengetahuan yang menghendaki segala aktivitas berbasis pada pengetahuan. Pada abad ke-21 ini sangat dibutuhkan keterampilan berpikir kritits, kreatif, kemampuan kolaboratif, metakognitif, kemampuan komunikasi, dan menguasai teknologi komunikasi. Selain itu, sikap dan keaktifan belajar merupakan hal penting yang harus dimiliki peserta didik dalam pembelajaran pada abad ke-21. Oleh karena itu penelitian ini dirancang untuk melihat bagaimana hubungan sikap dengan keaktifan belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA. Penelitian ini adalah penelitian mix methods metode asosiatif jenis korelasional. Prosedur penelitian ini dimulai dengan menyebarkan angket, dokumetasi, dan wawancara. Pengambilan data angket data kuesioner diberikan kepada 147 siswa di SMPN 18 Kota Jambi. Dari data tersebut kemudian dilakukan analisis data yaitu pengkodean data, penyariangan data-data yang layak dan analisis dari data tersebut. Teknik analisis data menggunakan uji korelasional untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara sikap dan keaktifan belajar. Hasil dari penelitian ini terdapat hubungan yang positif antara sikap dan keaktifan siswa pada mata pelajaran IPA yang ditunjukkan dari hasil analisis pearson correlation sebesar Science education in urban secondary school How attitude towards science and learning activity? AbstractThe 21st century is the age of knowledge which requires all knowledge-based activities. In the 21st century, critical thinking skills, creative skills, collaborative abilities, metacognitive skills, communication skills, and communication technology are needed. Besides, learning attitudes and activeness are important things that students must have in learning in the 21st century. Therefore this study was designed to see how the relationship between attitudes and student learning activeness in science subjects. This research is mixed-method research with an associative type of correlational method. This research procedure begins with distributing questionnaires, documentation, and interviews. Retrieving questionnaire data was given to 147 students at SMPN 18 Jambi City. From the data, data analysis was then carried out, namely data coding, filtering the appropriate data, and analyzing the data. The data analysis technique uses a correlational test to determine whether there is a relationship between attitudes and learning activeness. The results of this study showed a positive relationship between student attitudes and activeness in science subjects as indicated by the results of the Pearson correlation analysis of Demak H. SitanggangYulistiana Yulistianap>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar ekosistem melalui penggunaan laboratorium alam klas 7 di SMP negeri 86 Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan penelitian Tindakan kelas PTK. Penelitian ini dilaksanakan secara saintifik antara peneliti dengan guru IPA dan siswa yang menjadi subjek dari penelitian. PTK dilakukan dua siklus dengan empat kali pertemuan. Kegiatan siklus terdiri dari empat kegiatan pokok yaitu perencanaan plan, tindakan pelaksanaan action, observasi observation, dan refleksi reflective. Akhir dari pengajaran kelas PTK diberikan tes berbentuk soal dan angket. Hasil data kemudian akan dianalisis dalam bentuk analisis deskriptif, kualitatif dan kuantitatif. Dari data penelitian menunjukkan bahwa penggunaan laboratorium alam meningkatkan hasil belajar biologi siswa dengan pokok bahasan ekosistem kelas 7 SMP Negeri 86 Jakarta Selatan sebesar 80% peningkatan tersebut diperoleh setelah dua kali siklus tindakan kelas. Pembelajaran di dalam kelas merupakan ujung tombak dari seluruh kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh guru, keberhasilan guru dalam pembelajaran sangat dipengaruhi oleh beberapa aspek diantaranya performansi guru dalam pembelajaran. Kemampuan guru dalam pembelajaran menjadi syarat mutlak yang harus dipenuhi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Sedang keberhasilan pembelajaran siswa sangat ditentukan oleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran yang diciptakan guru. Dalam pembelajaran IPA, guru harus memanfaatkan berbagai fasilitas dan sumber belajar yang berorientasi pada keterampilan proses dengan mengadakan pengamatan dan penelitian sehingga siswa akan aktif dan kreatif untuk menemukan suatu konsep dalam IPA selanjutnya siswa menjadi aktif dan asyik sehingga belajar IPA akan menyenagkan. metode pembelajaran ipa yang menarik